Oleh Eva Helviana Hafsah
(Guru SMKN 1 Cikalongkulon)
Bulan Ramadan menawarkan banyak pahala dan pengampunan dosa apabila kita mengisinya dengan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai umat muslim tentunya kita harus memperbanyak ibadah karena menurut hadis Rasulullah SAW, “Setiap amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan semisal hingga tujuh ratus kali lipat …” (Hadis Bukhari Muslim). Pada bulan suci ini kita harus berlomba beribadah kepada Allah SWT untuk mendapatkan pahala dan pengampunan dosa.
Tadarus merupakan salah satu ibadah yang bisa kita lakukan di bulan Ramadan. Tadarus yaitu membaca Al Qur’an dan menyimak pembacaannya secara bergantian dengan mempelajari ayat-ayat Al Qur’an secara mendalam. Jika salah seorang jemaah membaca Al Qur’an, yang lain menyimaknya. Ada juga yang membantu memperbaiki cara pembacaannya secara benar sesuai dengan Tajwidnya. Orang yang bertugas memperbaiki cara bacaan yang benar adalah orang yang sudah mumpuni dalam Tajwid.
Tadarus bisa dilaksanakan kapan saja tetapi pada umumnya dilaksanakan pada bulan Ramadan. Dilansir dari medcom.id, keutamaan tadarus di bulan Ramadan yaitu memperbaiki bacaan Alqur’an sehingga kita bisa belajar cara membaca yang benar, mendapatkan pahala yang dilipatgandakan oleh Allah SWT dan mendapatkan safaat pada hari kiamat.
SMKN 1 Cikalongkulon mengadakan program tadarus bagi pendidik dan tenaga kependidikan di kampus tercinta. Program ini telah berjalan selama satu pekan. H. Dadang, S.Pd., adalah guru yang bertugas memimpin kegiatan ini yang rutin dilaksanakan setiap hari kerja dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Beliau sangat mumpuni dalam pemahaman Tajwid sehingga dipercaya untuk memimpin.
Menurut penulis, program tadarus ini sangat bermanfaat karena kita bisa belajar lagi cara pembacaan Al Qur’an dengan benar. Pada hari pertama tadarus dimulai pada 06 April 2022, banyak jemaah yang merasa gugup karena tidak terbiasa membaca Al-qur’an di depan banyak orang. Ada yang merasa tidak percaya diri dan malu setelah membacanya karena khawatir akan pandangan orang lain. Perasaan tersebut adalah hal yang wajar, namun jangan sampai perasaan malu dan gugup mengalahkan niat untuk belajar. Bukankah kita harus memiliki ilmu dalam beribadah?
Pada hari kedua, jemaah bertambah beberapa orang. H. Dadang, S.Pd., memperbaiki cara pembacaan Surat Al Fatihah secara bergantian karena masih ada beberapa kesalahan dalam pembacaan Surat Al Fatihah tersebut. Sebagaimana kita ketahui, Surat Al Fatihah selalu dibaca dalam melaksananakan ibadah salat.
Jika ada yang berpendapat bahwa tadarus sebaiknya dilaksanakan di rumah saja karena akan terkesan sombong jika dilaksanakan bersama-bersama terutama pada mereka yang sudah fasih dalam pembacaan Al Qur’an, setiap orang bebas berpendapat karena pada hakikatnya ibadah kita tergantung niat dari dalam diri kita masing-masing. Jika kita merasa belum yakin cara pembacaan Al Qur’an dengan benar, maka sebaiknya kita bersama-sama belajar. Namun, jika kita merasa yakin sudah bisa dan tidak ingin ikut tadarus itu sah saja. Namun, mencari ilmu itu wajib bagi umat muslim dan mengamalkan ilmu tentu akan lebih bermanfaat ilmu yang kita miliki. Allah SWT berfirman yang artinya “Wahai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadilah ayat 11).
Semoga di bulan suci ini kita mendapatkan pengampunan dosa dari Allah SWT dan setiap ibadah kita diterima oleh-Nya.