Oleh Nina Aniati
(Alumni SMKN 1 Cikalongkulon)
Tepatnya pada tanggal 6 Juni 2021, aku dan teman sekelasku berlibur ke pelabuhan ratu untuk merayakan perpisahan kita. Sungguh selama 3 tahun dilalui, rasanya seperti sehari, baru sebentar tapi cerita harus dipaksa usai oleh waktu dan masa depan. Berjalan masing-masing dan berkelana untuk cita-cita.
Hal yang tak kupercaya hingga saat ini adalah, aku bertemu dengan seseorang yang asing bagiku. Dia adalah temennya temenku, yang membawa mobil aku dan temanku. Karena tak mungkin aku diam saja di dalam mobil, akhirnya dengan ramah aku mengajaknya berbicara, lalu kita asyik mengobrol. Padahal yang duduk di depan tak hanya aku, ada 2 temanku juga. Namun, mereka tertidur pulas, aku tak ingin menggangunya. Di tengah perjalanan hujan tiba-tiba turun. Akhirnya kita berteduh dulu, ya karena mobil yang kita sewa mobil buntung hehe.
Akhirnya… Sampai juga. Kita menikmati malam itu, bercerita dan aku memberitahu tentang tata tertib, agar tidak ada kejadian yang tak di inginkan. Alhamdulilllah, mereka setuju dengan tata tertib itu. Semua teman perempuanku, aku suruh kita tidur dan diam di kamar saja karena sudah jam cindrella.
Tring… Tring… Tring… Rupanya alarmku sudah bangun, aku membangunkan sahabatku lalu, siap-siap mandi sama salat. Kita selesai, saatnya membangunkan mereka, iya temen laki-laki semua. Kebetulan kita menginapnya di villa yang terdiri 2 kamar. Akhirnya semua bangun, matahari pun belum terlihat, tapi kita harus sudah siap karena memakai baju putih abu, untuk berfoto dipinggir pantai.
Matahari mulai terbenam, kita ganti baju lagi, dan siap-siap sarapan pagi, yaa walaupun hanya mie instan. Semua sudah kebagian, kita makan bareng ditemani dengan ombak bergemuruh. Karena air minum di vila, aku males bawanya. Jadi beli saja, ehhh pas aku kembali ke tempat makan, mie ku ke senggol dan tumpah, iyaa ke senggol sama dia. Aku kenalin dia yaa, dia temen sekelas sekaligus teman hatiku. Namun, kita tak mempublik hubungan. Teman-teman sekelas pun tidak tahu perihal aku dan dia. “Ehhh sudahlah gapapa,” kataku. Tak ada kata maaf yang dilontarkan oleh dia. Selama aku hubungan dengannya, aku tak diperlakukan seperti perempuan lain oleh pacarnya. Lanjut lagi, setelah makan kita main air.
Tak terasa matahari sudah mulai tepat di atas kepala kita. Lalu, kita siap-siap kembali untuk pulang. Banyak moment yang terjadi meski tak seindah dan tak seseru yang dibayangkan sebelumnya. Lalu, kita naik mobil lagi. “Nanti makannya pertengahan perjalanan aja ya.. ” Ucapku, kepada gumilar(nama samar) . “Oh iya bendahara, ” jawab dia. “ihhh Nina padahal bukan bendahara loh! ” ujarku lagi, “Gapapa, temen-temen aa pada takut loh sama Nina. ” Ujarnya. Kita di situ asik mengobrol, dan pada saat kelajuan cepat, di depan ada mobil yang tiba-tiba rem mendadak. Aku kaget, tiba-tiba direm juga dan enggak sengaja megang tangan si aa itu. “Maaf gak sengaja, “ucapku… Dia malah tertawa.
Belum juga pertengahan, teman-temanku dari belakang sudah ingin makan, akhirnya masih daerah sukabumi, kita berhenti dulu untuk istirahat dan makan. Kursi di tempat makan itu kurang, jadi ada yang sebagian makan di depan tempat makan itu. Iya gimana lagi karena kita banyakan.
Kita membali melanjutkan perjalanan pulang, kedua temanku tertidur pulas lagi, dan malah geser duduknya, aku jadi makin dekat yaa minta maaf aja kan gak sengaja. Berbincang lagi, bercerita selama perjalanan panjang itu. Tak terasa karena bercerita sudah sampai Cikalong lagi. “Pulang dijemput sama siapa? ” tanya aa itu. “Paling nanti nelpon yang ada dirumah. “Jawabku. “Gapapa sama aa aja ya dianterin? “…
“Jangan a ngerepotin, ” jawabku lagi
“Enggak kok, kan searah ini. “
Akhirnya aku pulang dianterin, dan teman-temanku yang searah pun tak diturunin tapi dibawa ikut juga nganterin.
Ku kira, cerita itu sudah selesai. Kita tak akan pernah bertemu lagi. Namun, takdir berkata lain… Bersambung…