Penulis : Iis Nurhasanah, S.Pd
SMK NEGRI 1 CUGENANG
Semua makhluk hidup yang diberi nyawa termasuk manusia pasti mengalami kematian. Tidak ada yang tahu kapan akan meninggal dunia, baik tempat dan dengan cara mengakhiri hidupnya.
Kematian bagi sejumlah orang adalah hal yang menakutkan. Namun, ada sekelompok manusia yang justru mengharapkan kedatangannya. Hanya sebagian kecil manusia saja yang sangat senang menghadapi kematian ini karena menganggap bahwa kematian merupakan jalan kembali kepada Allah.
Kematian adalah sarana bertemunya ruh para kekasih dengan kekasihnya. Inilah yang barangkali dirasakan oleh orang-orang yang sengaja mencari kesyahidan. Ibu-ibu di Palestina, yang anaknya menjadi korban dalam peperangan melawan Yahudi, merasa berbahagia ketika mendengar kematian anak-anaknya. Mereka yakin, anak-anak mereka mati di jalan Allah SWT, dan tengah berjumpa dengan kekasihnya. Apalagi, pada hakikatnya, ketika seseorang itu syahid, sebenarnya dia tidak mati, sebagaimana firman Allah SWT :

“Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan
(sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. al-Baqarah: 154)
Juga ada orang-orang yang meninggalnya tidak di medan perang, namun ia menjalani proses kematian itu dengan sepenuh kebahagiaan. Walaupun proses sakaratul maut begitu beratnya, tetapi apa yang diharapkan setelah kematian, menjadikan kematian itu terasa nikmat.Jadi, kematian itu semestinya bukan sesuatu hal yang menakutkan. Asal bekal kita untuk menghadapi kehidupan akhirat senantiasa kita persiapkan, kematian justru menjadi suatu hal yang ditunggu-tunggu Husnul Khotimah dan Suul Khotimah.
Ketika kita membaca bahasan tentang sakaratul maut, kita bisa menyimpulkan bahwa sakaratul maut itu benar-benar sangat berat. Kita mungkin sering merasa gemetar jika membayangkan hal itu terjadi pada kita. Akan tetapi, hal seperti itu akan datang kepada kita, suatu saat. Oleh karenanya, tak ada pilihan lain. Kita harus segera bertaubat dan membuat target-target perbaikan diri. Setelah kita berhasil menjemput hidayah yang Allah berikan kepada kita.
Ketika seseorang mendapatkan husnul khotimah, berarti semua itu memang telah dikehendaki Allah SWT. Akan tetapi, semuanya tentu berawal dari sebab akibat.Hanya orangorang yang senantiasa memperbaiki diri memperdalam keimanan, beramal salih tak henti-henti, serta menjadikan Allah di atas segalanyalah yang akan mendapatkan penghormatan dari Allah SWT, yakni dengan dituntunnya beramal salih sebelum meninggalnya.
Sementara, orang-orang yang senantiasa berbuat maksiat, mengabaikan shalat, minum khamr, durhaka kepada orang tua,dan menyakiti kaum muslimin maka ia akan menutup akhir hidupnya dengan su’ul khotimah, yaitu akhir yang buruk. Ada beberapa husnul khotimah yang dirinci oleh para ulama berdasar dalil-dalil dari Al Quran dan As-Sunnah. Berikut tanda-tanda orang meninggal dalam kondisi husnul khotimah:
- Seseorang yang mengucap kalimat ‘Laa ilaaha illallah‘
- Meninggal dengan keringat di dahi
- Mati pada malam Jumat atau di siang hari Jumat
- Orang yang meninggal karena tho’un (penyakit wabah atau sampar).
- Orang yang meninggal karena sakit perut, atau penyakit yang berhubungan dengan perut seperti; maag, kanker, usus buntu, kolera, disentri, bat ginjal dan lain sebagainya.
- Orang yang meninggal karena tenggelam, karena kejatuhan bangunan atau tebing.
- Orang yang meninggal dalam suatu urusan di jalan Allah (Sabilillah) .
- Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya.
- Seseorang yang terbunuh karena mempertahankan hartanya atau kehormatannya.
- Orang yang meninggal dalam keadaan mengerjakan kebaikan atau amal sholeh.
Seperti: seseorang yang meninggal dalam keadaan sholat, melaksanakan ibadah haji, bersilaturahmi dan sebagainya.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
“Barangsiapa yang meninggal ketika mengucap ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas karena maka dia masuk Surga, barangsiapa yang berpuasa pada suatu hari kemudian meninggal maka dia masuk Surga, dan barangsiapa yang bersedekah ikhlas karena Allah kemudian dia meninggal maka dia masuk Surga.”
Itulah diantara tanda-tanda seserang meninggal dalam keadaan husnul khotimah, semoga apa yang sedang kita kerjakan dan apa yang sedang kita upayakan menjadi jalan kita untuk mendapat ridho Allah di surganya kelak.